Tuban juga mempunyai sejarah klasik terkait penamaannya tersebut. Arti kata TUBAN berasal dari bahasa jawa yang berarti “keluar airnya”. TUBAN adalah gabungan dari kata “meTU BANyune”. Orang Jawa sering membuat dua kalimat atau lebih menjadi lebih pendek. Pada dua kata sebelumnya, orang jaw memadukan dua kata tersebut menjadi sebuah kata. Dua kata “meTU BANyune” disingkat menjadi satu kata yaitu “TUBAN”. Hal inilah memiliki sejarah tersendiri. Orang jawa memang menyukai hal-hal yang mudah dalam menyebut sesuatu hal. Mereka tidak menyukai kata-kata yang ruwet atau panjang. Banyak kata disingkat menjadi satu kata dengan tujuan untuk mempermudah pengucapannya. Tak hanya kata TUBAN, banyak kata lainnya juga diperpendek. Hal ini tentu saja sangat baik mengingat satu kata lebih mudah diucapkan dan diingat daripada kata yang lebih panjang.
Setelah mengetahui arti kata TUBAN, selanjutnya akan kita pelajari mengapa orang jawa memanggilnya TUBAN. Hal ini dipercaya terjadi di masa lampau. banyak orang percaya kejadiaannya terjadi pada masa Majapahit. Karena tidak ada dokumen atau prasasti resmi tentang hal itu, yang akan dibahas disini adalah mengapa orang jawa menyebut kata TUBAN. Pada jaman itu (masa kerajaan majapahit), sebuah tempat baru yang masih berupa hutan dan belum begitu dikenal manusia di temukan. Sebuah sejarah menyebut bahwa tempat ini awalnya adalah sebuah belantara yang disulap mejadi tempat hunian. Orang yang pertama kali membuka hutan dan menemukan tempat ini sangat heran dengan adanya begitu banyak sumber air. Tak hanya sumber air yang banyak, ditempat ini banyak ditemukan tempat-tempat yang mengeluarkan sumber air. Di berbagai tempat, air memancar begitu deras tanpa perlu menggalinya. Kenyataan ini membuat sang penemu tempat ini terperangah dan kemudian menamainya TUBAN yang berarti “KELUAR AIRNYA” atau “meTU BANyune”.
Kata TUBAN berarti sebuah KOTA. Sejak awal munculnya kata ini, banyak orang yang tidak menyangka tentang arti dari kata TUBAN. Yang diketahui oleh warga umum, kata TUBAN hanyalah berarti sebuah kota. Kota TUBAN sendiri merupakan sebuah kota yang sangat tua dibandingkan kota lainnya. Kota ini memiliki banyak karakteristik unik. Selain memiliki begitu banyak sumber air, banyak Goa ditemukan ditempat ini. Banyak sejarah mengungkapkan betapa seringnya gua-gua ini menjadi tempat pertapaan serta sebagai tempat perjuangan di masa lalu. Mungkin karena struktur kota ini yang berasal dari bebatuan, banyak mata air tanah yang tersimpan dan pada akhirnya menjadikan tempat ini penuh dengan sumber air yang melimpah.
kota TUBAN pernah menjadi kota ADIPURA. Hal ini diraih dengan penuh perjuangan. Dimasa lalu, kota TUBAN menjadi kota yang sangat ramai sebagai pelabuhan dan juga persinggahan banyak budaya. Karena lokasinya yang dekat dengan pantai, tempat ini menjadi sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi. Banyak kapal dan perahu berabuh disini. Pertumbuhan ekonomi dimasa lalu sangat luarbiasa. Tak hanya itu, kebudayaan kota TUBAN juga sangat unik dan beragam. Hal ini menjadi mungkin berkat banyaknya tipe msyarakat yang mengunjungi tempat ini.
TUBAN berarti sebuah kota. Sejarah kota tuban berarti mata air yang muncul tanpa perlu menggalinya. Orang yang pertama kali menemukan tempat ini menamainya TUBAN karena keunikannya tersebut. Sebagai sebuah kota yang dipenuhi mata air, Kota TUBAN menjadi tempat yang makmur. Karena dekat dengan laut, tempat ini menjadi sangat ramai dimasa lalu. Banyak dijumpai Goa di kota TUBAN karena struktur kota ini dipenuhi bebatuan. Kota TUBAN adalah sebuah tempat di Jawa Timur yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi.
Sumber : http://www.tubancity.com/2012/03/sejarah-dan-arti-kata-kota-tuban.html


![Foto: Kisah Nyata : .. BELI TIKET PESAWAT DENGAN SHOLAT TAHAJUD ..
♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥
Wajahnya tampak berseri, hatinya diliputi kebahagiaan. Apa yang selama ini ia harapkan kini telah tercapai. Tak terhingga rasa syukurnya pada Allah ta`ala, yang telah mengabulkan doa-doa yang ia panjatkan di keheningan malam, di saat manusia terlelap tidur.
Ia bertambah yakin pada janji-janji Allah. Ia semakin mantap
dalam keimanannya. Amal solehnya bertambah giat dan doa-doanya semakin panjang dan khusyuk.
Sudah sekian tahun ia hidup di negeri para Nabi ini, dalam pengembaraannya mencari ilmu. Berbagai manis-asam garam kehidupan telah ia rasakan. Pahit dan getirnya telah ia lalui. Namun ia selalu tampak tabah dan gagah. Tak tergores kegundahan di wajahnya dan tak berbekas kegelisahan di sinar matanya.
Saya acap kali bertemu dengannya dalam beberapa kesempatan. Setiap kali berjumpa, wajahnya seakan tak pernah jemu tersenyum pada semua orang. Semangat hidupnya seolah tak pernah padam. Saya salut dengan Ust. Abu Anshar-nama samaran- yang telah dikarunia dua orang anak laki-laki ini.
Sore itu, selepas shalat ashar, seorang sahabatnya Ust. Hamdani-nama samaran- memberitahukan kepada saya bahwa Ust. Abu Anshar saat ini tengah berada di Indonesia.
“Ada kisah yang sangat menarik dan mengandung banyak pelajaran dari kepulangan ust. Abu Anshar,” cerita ust. Hamdani kepada saya.
“Apa hal yang menarik itu Ustadz?” Tanya saya penuh penasaran.
Ust. Hamdani mulai bercerita, “Hari itu ust. Abu Anshar datang ke rumah saya. Ia bercerita, bahwa akan pulang ke Indonesia dalam waktu dekat ini untuk menjenguk keluarganya yang tertimpa musibah gempa di kampung halaman. ”
“Saya pulang bukan karena banyak uang, tapi alhamdulillah ada rezki dari Allah”, kata ust. Abu Anshar.
Saya pun jadi penasaraan, “Bagaimana rezki itu datang Ustaz?” Tanya saya padanya.
Mulailah Ust. Abu Anshar bercerita pada saya, “Begini, beberapa hari yang lalu, saat saya shalat isya di mesjid dekat rumah saya, seorang laki-laki dari Arab Saudi yang tengah transit di Mesir menghampiri saya.
“Assalamu`alaikum, kamu orang Indonesia?
“Wa`alaikum salam, iya, betul..”
"Kamu tinggal dimana?”
“Saya tinggal dekat dari sini.”
“Sering shalat ke mesjid?”
“Alhamdulillah, saya selalu berusaha untuk shalat di mesjid lima waktu”
“Bagus sekali jika begitu, semoga tetap istiqamah ya”
“Amin”, jawab saya.
Kemudian ia bertanya lagi.
Oiya, di Indonesia kamu tinggal di mana?”
“Saya tinggal di Sumatera.”
“Oh, saya dengar Sumatera terkena musibah gempa beberapa waktu yang lalu..”
“Iya..”
“Bagaimana dengan keluarga kamu, adakah yang menjadi korban?”
“Alhamdulillah keluarga selamat, hanya saja rumah salah seorang keluarga kami hancur..”
“Innalillahi wainna ilaihi raji`un..”
“Kenapa kamu tidak pulang?”
“Saya diminta pulang oleh keluarga, tapi, belum ada rezki..”
“Oh begitu..Sabar ya, semoga Allah bantu dan berikan kemudahan..”
“Amin”
Tak lama kemudian, setelah sedikit ngobrol agar saling kenal. ia meminta izin untuk pergi, sebelum pergi ia memberi dua orang anak saya yang ikut shalat bersama saya, uang Le 10 (lebih kurang 17.000,-).
Esoknya saya kembali bertemu dengannya ketika shalat subuh di mesjid. Usai shalat ia mendatangi saya. Sambil mengeluarkan amplop yang ia keluarkan dari sakunya ia berkata,
“Saudaraku, ini ada sedikit rezki untuk kamu dari saya. Mudah-mudahan bisa membantu kesulitan yang kamu dapatkan saat ini.”
“Saya bingung dan heran. Saya berusaha untuk menolak. Tapi, ia tetap memaksakan juga. Akhirnya, ia memasukkan amplop itu ke dalam saku baju saya. Hati saya masih berdebar. Belum selesai hati dan pikiran saya dari tanda tanya. Ia memohon izin untuk pergi. Saya pun tak lupa untuk berterima kasih padanya, dan mendoakan semoga Allah membalas kebaikannya. Saya juga tak lupa meminta nomer hpnya.
Setelah ia keluar dari mesjid. Rasa penasaran yang sejak tadi meliputi hati saya ingin saya tumpahkan. Amplop itu saya buka perlahan, saya ingin tahu apa isinya. Jantung saya masih berdebar-debar…
Ternyata.. di dalam amplop putih itu ada uang USD 700 (senilai lebih kurang 7 juta rupiah). Saya kaget. Apa saya tidak salah lihat. Atau mungkin salah hitung. Saya teliti kembali. Iya ternyata benar, saya tidak salah hitung. Saya lansung bersujud syukur di hadapan Allah. Tanpa terasa pipi saya basah. Air mata saya mengalir deras. Saya terharu. Allah telah mengabulkan doa-doa panjang yang saya panjatkan di penghujung malam selama ini.
Saya bergegas pulang ke rumah menemui istri . Setiba di rumah, saya katakan pada istri saya.
“Umi, ayo sujud syukur!”
Istri saya menjadi heran
“Kenapa Bi, ada apa?”
“Nanti abi bilang, sekarang Umi sujud syukur dulu, ntar Abi ceritain..”
Akhirnya istri saya sujud syukur.
Setelah itu saya ceritakan lah apa yang terjadi barusan di mesjid. Dan saya keluarkan uang itu dari amplopnya. Istri saya tak sanggup menahan rasa haru dan bahagia di hatinya..Ia kembali bersujud syukur pada Allah, sujud yang panjang dan penuh kepasrahan dan tak terasah pipinya basah…
Begitulah kisah yang saya alami. Sehingga saya bisa pulang ke Indonesia dalam waktu dekat ini” kata ust. Abu Anshar menutup ceritanya.
Mendengar cerita beliau saya ikut terharu.
Lalu saya bertanya pada Ust. Abu Anshar, “Kalau boleh saya tahu, apa rahasianya sampai ustaz dapat rezki dari arah yang tak terduga tersebut?”
Beliau hanya senyum, “Semuanya sudah diatur Allah..” jawab beliau singkat.
“Iya, saya ngerti, tapi saya ingin tahu, apa yang selama ini ust. Abu Anshar lakukan, maksud saya , amalan yang dirutinkan..?”
“Sebenarnya berat untuk saya katakan, tapi mudah-mudahan ada faedah dan pelajaran yang bisa diambil darinya.”
“Selama ini, setiap malam, saya selalu berusaha untuk shalat tahajud. Dan di saat keheningan malam itu saya berdoa dengan pipi yang selalu basah, karena derasnya air mata saya mengalir. Saya hanyut dalam untaian doa yang panjang, meminta pada Allah, agar memberikan saya jalan keluar dan membuka pintu rezki untuk bisa pulang ke Indonesia menjenguk keluarga saya yang tertimpa musibah itu.
Saya hampir setiap hari ditelpon keluarga, diminta pulang. Tapi selalu saya jawab, “Saya tidak punya uang untuk pulang.”
“Saya bingung harus meminta tolong pada siapa. Lama saya berpikir dan merenung, namun saya tak kunjung mendapatkan uang. Akhirnya, saya mengadu pada Allah. iya.. Hanya Allah tempat saya mengadu saat itu. Tak ada lagi tempat bagi saya meminta tolong dan menaruh pengharapan. Hanya Allah saat itu bagi saya yang bisa menolong saya dengan cara-Nya.”
“Saya pasrah sepenuhnya pada Allah, pada Tuhan yang telah menciptakan saya. Saya sangat yakin, hanya Allah yang bisa menolong saya dalam keadaan yang sulit ini. Sungguh, makhluk tak bisa berbuat apapun jika Allah tak menghendaki.”
“Sehingga akhirnya, Allah menunjukkan jalan keluarnya. Alhamdulillah atas nikmat yang besar ini. Saya merasa, seolah-olah laki-laki dari Arab Saudi yang tengah transit itu sengaja dikirim Allah ke Mesir untuk mengantarkan rezki pada saya. Allah sudah mengatur semua ini. Bahkan tatkala saya mencoba menelponnya agar bertemu dengannya pada pagi hari itu juga, ia mengatakan bahwa sudah berada di bandara untuk kembali melanjutkan perjalanan.”
“Begitulah kisah Ust. Abu Anshar yang mengharukan dan penuh makna itu”, ucap Ust. Hamdani menyudahi ceritanya.
Saya yang mendengar cerita itu dari ust. Hamdani juga merasa takjub dan ikut terharu. Sejaka saat itu Saya semakin yakin pada Allah. Saya akan memanjatkan berbagai permintaan pada Allah. Allah maha mendengar, maha tahu dengan kesulitan kita, maha melihat apa yang tengah menimpa dan kita rasakan. I
a mendengar rintihan suara kita, jerit tangis kita, doa-doa kita di penghujung malam. Ia tidak tidur dan tidak mengantuk. Ia selalu mengawasi dan mengatur alam semesta. Subhanallah, segala puji hanyalah bagi Allah.
Kokohnya kepasrahan dan keyakinan ust. Abu Anshar mengingatkan saya pada firman Allah dalam kitab-Nya yang mulia, Allah berfirman, “…Dan barangsiapa yang berserah diri pada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya…” (QS at-Thalaq[65]: 3)
Saya juga teringat dengan firman Allah Swt dalam kitab-Nya yang mulia, Allah berfirman : “Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenakan bagimu.” (QS al-Mukmin[40] : 60)
Dalam ayat lain Allah berfirman, “Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya dan menghilangkan kesusahan…” (QS an-Naml[27]: 62)
Dari Jabir ra., berkata : Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya pada setiap malam ada satu saat, dimana tidaklah seorang muslim berdoa pada saat itu untuk kebaikan usrusan di dunia dan akhiratnya. melainkan Allah akan kabulkan permohonannya tersebut. (HR. Muslim)
NB: Cerita ini saya dengarkan lansung dalam sebuah pertemuan singkat, dari ust. Hamdani. Kisah ini adalah kisah nyata. Dan beberapa ilustrasi saya tambahkan untuk menjadikan ceritanya mengalir. Tapi, saya tidak merubah inti kisah nyatanya.
Semoga bermanfaat buat kita semua, terutama penulis pribadi | Aamiin
Wallahua’lam bish Shawwab ....
Barakallahufikum ....
Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
~ o ~
Salam santun dan keep istiqomah ...
--- Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini ... Itu hanyalah dari kami ... dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan ... ----
Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....
#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
------------------------------------------------
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ....](https://fbcdn-sphotos-g-a.akamaihd.net/hphotos-ak-snc6/c0.0.400.400/p403x403/246725_285713594863916_221492678_n.jpg)
![Foto: |>>SEPULUH ALASAN (SALAH) UNTUK TIDAK MEMAKAI JILBAB<<|
{{ B.A.C.A. YA SIST| @FuadHasan__ }}
#JUSTSHARE
1. Saya belum benar-benar yakin akan fungsi/kegunaan jilbab
Kami kemudian menanyakan dua pertanyaan kepada saudari ini; Pertama, apakah ia benar-benar percaya dan mengakui kebenaran agama Islam? Dengan alami ia berkata, Ya, sambil kemudian mengucap Laa Ilaa ha Illallah! Yang menunjukkan ia taat pada aqidahnya dan Muhamma dan rasullullah! Yang menyatakan ia taat pada syariahnya. Dengan begitu ia yakin akan Islam beserta seluruh hukumnya. Kedua, kami menanyakan; Bukankah memakai jilbab termasuk hukum dalam Islam? Apabila saudari ini jujur dan dan tulus dalam ke-Islamannya, ia akan berkata; Ya, itu adalah sebagian dari hukum Islam yang tertera di Al-Quran suci dan merupakan sunnah Rasulullah SAWW yang suci. Jadi kesimpulannya disini, apabila saudari ini percaya akan Islam dan meyakininya, mengapa ia tidak melaksanakan hukum dan perintahnya?
2. Saya yakin akan pentingnya jilbab namun Ibu saya melarangnya, dan apabila saya melanggar ibu, saya akan masuk neraka.
Yang telah menjawab hal ini adalah ciptaan Allah Azza wa Jalla termulia, Rasulullah SAWW dalam nasihatnya yang sangat bijaksana; “Tiada kepatuhan kepada suatu ciptaan diatas kepatuhan kepada Allah SWT.” (Ahmad) Sesungguhnya, status orangtua dalam Islam, menempati posisi yang sangat tinggi dan terhormat. Dalam sebuah ayat
disebutkan; “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang Ibu Bapak . . ” (QS. An-Nisa:36). Kepatuhan terhadap orangtua tidak terbatas kecuali dalam satu aspek, yaitu apabila berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah SWT. Allah berfirman; ” dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya…(QS. Luqman : 15) Berbuat tidak patuh terhadap orangtua dalam menjalani perintah Allah SWT tidak menyebabkan kita dapat berbuat seenaknya terhadap mereka. Kita tetap harus hormat dan menyayangi mereka sepenuhnya. Allah berfirman di ayat yang sama; “dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik. Kesimpulannya, bagaimana mungkin kamu mematuhi ibumu namun melanggar Allah SWT yang menciptakan kamu dan ibumu.
3. Posisi dan lingkungan saya tidak membolehkan saya memakai jilbab.
Saudari ini mungkin satu diantara dua tipe: dia tulus dan jujur, atau sebaliknya, ia seorang penipu yang mengatasnamakan lingkungan pekerjaannya untuk tidak memakai jilbab. Kita akan memulai dengan menjawab tipe dia adalah wanita yang tulus dan jujur. “Apakah anda tidak tidak menyadari saudariku tersayang, bahwa wanita muslim tidak diperbolehkan untuk meninggalkan rumah tanpa menutupi auratnya dengan hijab dan adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk mengetahuinya? Apabila engkau, saudariku, menghabiskan banyak waktu dan tenagamu untuk melakukan dan mempelajari berbagai macam hal di dunia ini, bagaimana mungkin engkau dapat sedemikian cerobohnya untuk tidak mempelajari hal-hal yang akan menyelamatkanmu dari kemarahan Allah dan kematianmu?” Bukankah Allah SWT telah berfirman; “maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui (QS An-Nahl : 43). Belajarlah untuk mengetahui hikmah menutup auratmu. Apabila kau harus keluar rumahmu, tutupilah auratmu dengan jilbab, carilah kesenangan Allah SWT daripada kesenangan syetan. Karena kejahatan dapat berawal dari pemandangan yang memabukkan dari seorang wanita.
Saudariku tersayang, apabila kau benar-benar jujur dan tulus dalam menjalani sesuatu dan berusaha, kau akan menemukan ribuan tangan kebaikan siap membantumu, dan Allah SWT akan membuat segala permasalahan mudah untukmu. Bukankah Allah SWT telah berfirman; “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya..”(QS. AtTalaq :2-3). Kedudukan dan kehormatan adalah sesuatu yang ditentukan oleh Allah SWT. Dan tidak bergantung pada kemewahan pakaian yang kita kenakan, warna yang mencolok, dan mengikuti trend yang sedang berlaku. Kehormatan dan kedudukan lebih kepada bersikap patuh pada Allah SWT dan Rasul-Nya SAWW, dan bergantung pada hukum Allah SWT yang murni. Dengarkanlah kalimat Allah; “sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu..”(QS. Al-Hujurat:13).Kesimpulannya, lakukanlah sesuatu dengan mencari kesenangan dan keridhoan Allah SWT, dan berikan harga yang sedikit pada benda-benda mahal yang dapat menjerumuskanmu.
4. Udara di daerah saya amatlah panas dan saya tidak dapat menahannya.
Bagaimana mungkin saya dapat mengatasinya apalagi jika saya memakai jilbab. Allah SWT memberikan perumpamaan dengan mengatakan; “api neraka jahannam itu lebih lebih sangat panas(nya) jikalau mereka mengetahui..”(QS At-Taubah : 81)Bagaimana mungkin kamu dapat membandingkan panas di daerahmu dengan panas di neraka jahannam? Sesungguhnya saudariku, syetan telah mencoba membuat talli besar untuk menarikmud ari panasnya bumi ini kedalam panasnya suasana neraka. Bebaskan dirimu dari jeratannya dan cobalah untuk melihat panasnya matahari sebagai anugerah, bukan kesengsaraan. Apalagi mengingat bahwa intensitas hukuman dari Allah SWT akan jauh lebih berat dari apa yang kau rasakan sekarang di dunia fana ini. Kembalilah pada hukum Allah SWT dan berlindunglah dari hukuman-Nya, sebagaimana tercantum dalam ayat; “mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah”(QS. AN-NABA 78:24-25). Kesimpulannya, surga yang Allah SWT janjikan, penuh dengan cobaan dan ujian. Sementara jalan menuju neraka penuh dengan kesenangan, nafsu dan kenikmatan.
5. Saya takut, bila saya memakai jilbab sekarang, di lain hari saya akan melepasnya kembali, karena saya melihat banyak sekali orang yang begitu.
Kepada saudari itu saya berkata, “apabila semua orang mengaplikasikan logika anda tersebut, mereka akan meninggalkan seluruh kewajibannya pada akhirnya nanti! Mereka akan meninggalkan shalat lima waktu
karena mereka takut tidak dapat melaksanakan satu saja waktu shalat itu. Mereka akan meninggalkan puasa di bulan ramadhan, karena mereka tekut tidak dapat menunaikan satu hari ramadhan saja di bulan puasa, dan seterusnya. Tidakkah kamu melihat bagaimana syetan telah menjebakmu lagi dan memblokade petunju bagimu? Allah SWT menyukai ketaatan yang berkesinambungan walaupun hanya suatu ketaatan yang sangat kecil atau dianjurkan. Lalu bagaimana dengan sesuatu yang benar-benar diwajibkan sebagaimana kewajiban memakai jilbab? Rasulullah SAWW bersabda; “Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah perbuatan mulia yang terus menerus, yang mungkin orang lain anggap kecil.” Mengapa kamu saudariku, tidak melihat alasan mereka yang dibuat-buat untuk menanggalkan kembali jilbab mereka dan menjauhi mereka? Mengapa tidak kau buka tabir kebenaran dan berpegang teguh padanya? Allah SWT sesungguhnya telah berfirman; “maka kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang di masa kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa”(QS. AL BAQARAH 2:66) Kesimpulannya, apabila kau memgang teguh petunjuk dan merasakan manisnya keimanan, kau tidak akan meninggalkan sekali pun perintah Allah SWT setelah kau melaksanakannya.
6. Apabila saya memakai jilbab, maka jodohku akan sulit, jadi aku akan memakainya nanti setelah menikah.
Saudariku, suami mana pun yang lebih menyukaimu tidak memakai jilbab dan membiarkan auratmu di depan umum, berarti dia tidak mengindahkan hukum dan perintah Allah SWT dan bukanlah suami yang berharga sejak
semula. Dia adalah suami yang tidak memiliki perasaan untuk melindungi dan menjaga perintah Allah SWT, dan jangan pernah berharap tipe suami seperti ini akan menolongmu menjauhi api neraka, apalagi memasuki surga Allah SWT. Sebuah rumah yang dipenuhi dengan ketidak-taatan kepada Allah SWT, akan selalu menghadapi kepedihan dan kemalangan di dunia kini dan bahkan di akhirat nanti. Allah SWT bersabda; “dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”(QS. TAHA 20:124) Pernikahan adalah sebuah pertolongan dan keberkahan dari
Allah SWT kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Berapa banyak wanita yang ternyata menikah sementara mereka yang tidak memakai jilbab tidak?
Apabila kau, saudariku tersayang, mengatakan bahwa ketidak-tertutupanmu kini adalah suatu jalan menuju sesuatu yang murni, asli, yaitu pernikahan. Tidak ada ketertutupan. Saudariku, suatu tujuan yang murni, tidak akan tercapai melalui jalan yang tidak murni dan kotor dalam Islam. Apabila tujuannya bersih dan murni, serta terhormat, maka jalan menuju kesana pastilah harus dicapai dengan bersih dan murni pula. Dalam syariat Islam kita menyebutnya : Alat atau jalan untuk mencapai sesuatu, tergantung dari peraturan yang ada untuk mencapai tujuan tersebut. Kesimpulannya, tidak ada keberkahan dari suatu perkawinan yang didasari oleh dosa dan kebodohan.
7. Saya tidak memakai jilbab berdasarkan perkataan Allah SWT : “dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)”(QS.Ad-Dhuhaa 93: 11).
Bagaimana mungkin saya menutupi anugerah Allah berupa kulit mulus dan rambutku yang indah? Jadi saudari kita ini mengacu pada Kitab Allah selama itu mendukung kepentingannya dan pemahamannya sendiri ! ia meninggalkan tafsir sesungguhnya dibelakang ayat itu apabila hal itu tidak menyenangkannya. Apabila yang saya katakan ini salah, mengapa saudari kita ini tidak mengikuti ayat : “janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang nampak daripadanya”(QS An-Nur 24: 31] dan sabda Allah SWT: “katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin; hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya..” (QS Al-Ahzab 33:59). Dengan pernyataan darimu itu, saudariku, engkau telah membuat syariah sendiri bagi dirimu, yang sesungguhnya telah dilarang oleh Allah SWT, yang disebut at-tabarruj dan as-sufoor. Berkah terbesar dari Allah SWT bagi kita adalah iman dan hidayah, yang diantaranya adalah menggunakan hijab. Mengapa kamu tidak mempelajari dan menelaah anugerah terbesar bagimu ini? Kesimpulannya, apakah ada anugerah dan pertolongan terhadap wanita yang lebih besar daripada petunjuk dan hijab?
8. Saya tahu bahwa jilbab adalah kewajiban, tapi saya akan memakainya bila saya sudah merasa terpanggil dan diberi petunjuk oleh-Nya.
Saya bertanya kepada saudariku ini, rencana atau langkah apa yang ia lakukan selama menunggu hidayah, petunjuk dari Allah SWT seperti yang dia katakan? Kita mengetahui bahwa Allah SWT dalam kalimat-kalimat bijak-Nya menciptakan sebab atau cara untuk segala sesuatu. Itulah mengapa orang yang sakit menelan sebutir obat untuk menjadi sehat, dan sebagainya. Apakah saudariku ini telah dengan seluruh keseriusan dan usahanya mencari petunjuk sesungguhnya dengan segala ketulusannya, berdoa, sebagaimana dalam surah Al-Fatihah 1:6 “Tunjukilah kami jalan yang lurus” serta berkumpul mencari pengetahuan kepada muslimah-muslimah lain yang lebih taat dan yang menurutnya telah diberi petunjuk dengan menggunakan jilbab? Kesimpulannya, apabila saudariku ini benar-benar serius dalam mencari atau pun menunggu petunjuk dari Allah SWT, dia pastilah akan melakukan jalan-jalan menuju pencariannya itu.
9. Belum waktunya bagi saya. Saya masih terlalu muda untuk memakainya.
Saya pasti akan memakainya nanti seiring dengan penambahan umur dan setelah saya pergi haji. Malaikat kematian, saudariku, mengunjungi dan menunggu di pintumu kapan saja Allah SWT berkehendak. Sayangnya, saudariku, kematian tidak mendiskriminasi antara tua dan muda dan ia mungkin saja datang disaat kau masih dalam keadaan penuh dosa dan ketidaksiapan Allah SWT bersabda; “tiap umat mepunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya” (QS Al-An’aam 7:34] saudariku tersayang, kau harus berlomba-lomba dalam kepatuhan pada Allah SWT; “berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumu..”(QS Al-Hadid 57:21) saudariku, jangan melupakan Allah SWT atau Ia akan melupakanmu di dunia ini dan selanjutnya. Kau melupakan jiwamu sendiri dengan tidak memenuhi hak jiwamu untuk mematuhi-Nya. Allah mengatakan tentang orang-orang yang munafik, “dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri” (QS Al-Hashr 59: 19) saudariku, memakai jilbab di usiamu yang muda, akan memudahkanmu. Karena Allah SWT akan menanyakanmu akan waktu yang kau habiskan semasa mudamu, dan setiap waktu dalam hidupmu di hari pembalasan nanti.Kesimpulannya, berhentilah menetapkan kegiatanmu dimasa datang, karena tidak seorang pun yang dapat menjamin kehidupannya hingga esok hari.
10. Saya takut, bila saya memakai jilbab, saya akan di-cap dan digolongkan dalam kelompok tertentu!
Saya benci pengelompokan!Saudariku, hanya ada dua kelompok dalam Islam. Dan keduanya disebutkan dalam Kitabullah. Kelompok pertama adalah kelompok / tentara Allah (Hizbullah) yang diberikan pada mereka kemenangan, karena kepatuhan mereka. Dan kelompok kedua adalah kelompok syetan yang terkutuk (hizbush-shaitan) yang selalu melanggar Allah SWT. Apabila kau, saudariku, memegang teguh perintah Allah SWT, dan ternyata disekelilingmu adalah saudara-saudaramu yang memakai jilbab, kau tetap akan dimasukkan dalam kelompok Allah SWT. Namun apabila kau memperindah nafsu dan egomu, kau akan mengendarai kendaraan Syetan, seburuk-buruknya teman.
KESIMPULAN
Tubuhmu, dipertontonkan di pasar para syetan dan merayu hati para pria. Model rambut, pakaian ketat yang mempertontonkan setiap detail tubuhmu, pakaian-pakaian pendek yang menunjukkan keindahan kakimu, dan semua yang dapat membangkitkan amarah Allah SWT dan menyenangkan syetan. Setiap waktumu yang kau habiskan dalam kondisi ini, akan terus semakin menjauhkanmu dari Allah SWT dan semakin membawamu lebih dekat pada syetan. Setiap waktu kutukan dan kemarahan menuju kepadamu dari surga hingga kau bertaubat. Setiap hari membawamu semakin dekat kepada kematian. “tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain dari kesenangan yang memperdayakan”(QS Ali `Imran 3:185). Naikilah kereta untuk mengejar ketinggalan, saudariku, sebelum kereta itu melewati stasiunmu. Renungkan secara mendalam, saudariku, apa yang terjadi hari ini sebelum esok datang. Pikirkan tentang hal ini, saudariku, sekarang, sebelum semuanya terlambat !
Oleh : Dr. Huwayda Ismaeel
#Courtesy By @DoaIndah](https://fbcdn-sphotos-f-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash4/c0.0.403.403/p403x403/284692_285313681569864_219659669_n.jpg)
