Sudah sekitar tiga bulan ini, hati senantiasa diliputi sebuah rasa yang
membingungkan sekaligus membahagiakan. Rasa selalu ingin bertemu, ingin
bersama, bermanja, menatap, menyentuh, melindungi sebuah nama yang kemudian
berubah menjadi sebuah panggilan kasih sayang. Mungkin ini yang namanya RASA
CINTA BERBUAH RASA RINDU, MEMBAHAGIAKAN DAN MEMBINGUNGKAN.
Bagaimana tidak membingungkan. Saya merasa sebagai seorang yang sangat
rasional, terlebih untuk masalah uang. Semua pengeluaran berusaha saya
perhitungkan sebelumnya, sehingga oleh sebagian orang saya dianggap pelit.
Tetapi demi rasa itu, uang berubah wujud menjadi pulsa-pulsa telepon dalam
hitungan menit. 'HANYA' KARENA INGIN MENDENGARKAN SEBUAH SUARA, UNTUK
MEMASTIKAN SEBUAH SUARA, UNTUK MEMASTKAN SEBUAH KEADAAN, DEMI MEMUASKAN
SEBUAH RASA : RINDU!
Saya merasa cukup rasionalis dalam menggunakan waktu. Sebagian orang bilang
saya terlalu sibuk sehingga sangat sulit untuk dilacak keberadaannya. Tetapi
semua berubah begitu saja ketika saya harus menghabiskan waktu lebih dari
lima jam perjalanan pergi dan lima jam perjalanan pulang -- dan membatalkan
banyak acara penting -- 'HANYA' UNTUK MELIHAT SERAUT WAJAH, MENYENTUH
JEMARI, DAN MENCIUM AROMA KHAS TUBUH SEORANG MANUSIA.
Saya merasa sudah cukup logis untuk menentukan apa dan siapa yang layak
dicintai, sehingga sebagian orang menyatakan saya tidak punya perasaan.
Tetapi SEMUA BERUBAH KETIKA SAYA MENGINGATNYA, BERDEKATAN DENGANNYA, DAN
BERTINDAK UNTUKNYA. LOGIKA TERNYATA TAK BERFUNGSI DISINI. Logikaku mati!.
Namun, seperti sudah dikatakan diawal bahwa semua bentuk kehilangan logika
itu (yang artinya kebingungan) berbuah hal yang juga tak bisa dilogikakan
sama sekali: BAHAGIA!.
Ada apa?!
Ya.. sudah sekitar tiga bulan ini, ADA SEORANG WANITA YANG BERSEDIA
MEMBERIKAN CINTANYA PADAKU. Sebuah karunia yang harus aku syukuri. IA
MEMBERIKAN CINTA ITU SETELAH MELALUI PROSESI DILAMAR DAN DILANGSUNGKAN IJAB
QABUL. Namun sayang kami belum mampu mengadakan sebuah prosesi membagi
kebahagiaan cinta ini kepada pihak lain melalui prosesi pesta, kami baru
bisa membagi kebahagiaan cinta ini dengan pemberitahuan dan cerita-cerita
panjang. WANITA INILAH YANG BERUBAH NAMANYA DARI `SEKEDAR` SEBUAH NAMA
MENJADI PANGGILAN KASIH SAYANG.
Kami sudah berdiskusi dan memiliki beberapa jenis nama panggilan yang
berubah-ubah tapi tetap dengan karakter penuh cinta. Tiap panggilan ini
memiliki padanan masing-masing. Bila saya memanggilnya ADEK maka dia
memanggil saya UDO (bahasa Lampung, artinya kakak laki-laki). Dia punya
panggilan khas buat saya POOH'S FOOD (anda akan paham artinya bila anda
mengenal film atau tokoh kartun winnie the pooh) dan saya membalasnya dengan
memanggilnya PERMAISURI KECIL (orangnya memang lebih kecil dari saya). Baru
kemarin dia buat panggilan baru buat kami AYAH & BUNDA.
Anda tahu... dia lebih sering melarang saya pergi mengunjunginya karena dia
tidak ingin melihat dan mendengar saya sakit akibat kelelahan. Namun demi
memenuhi rasa rindu saya, maka dia rela berjam-jam dalam perjalanan ke
tempat saya berada meskipun dia tahu bahwa ketika dia sampai ke tempat saya,
dia akan sering saya tinggal pergi karena aktivitas saya yang sedikit padat
itu. Toh dia tetap terus datang. Dan untuk semua ini, saya hanya bisa
berkata : "Terima kasih Tuhan!".
Saya selalu memanggilnya dengan sebutan KEKASIHKU-PACARKU. Memang seperti
itulah pola hubungan yang kami bangun saat ini. Kami masih tinggal di kota
yang berbeda sehingga biasanya kami bertemu seminggu sekali. Itu artinya
kami juga masih sering saling menelepon, mengirim surat, sms bahkan email.
Pola hubungan ini yang membuat saya akhirnya membuat sebuah pernyataan yang
dianggap kontroversial ketika orang tidak memahami konteks pernyataan
tersebut : PACARAN ITU HALAL. Bagi saya, saat ini PROSES YANG SEDANG KAMI
LAKUKAN ADALAH PACARAN, STATUS "PERMAISURI KECILKU" adalah PACAR YANG
SAH.
PACARAN ITU MENJADI HALAL MANAKALA PERISTIWA AKAD NIKAH TELAH BERLANGSUNG.
Bila peristiwa itu telah berlangsung maka PACARAN DALAM SEMUA BENTUK DAN
MAKNANYA MENJADI SEBUAH KEHALALAN, bukankah itu sebuah KARUNIA YANG TAK
TERNILAI HARGANYA. MAKA JIKA ANDA INGIN PACARAN, SEGERALAH MENIKAH! Dalam
masa-masa pacaran ini, kami cukup sering berjalan-jalan ke berbagai tempat
yang dianggap cukup romantis atau cukup layak untuk sekedar berdiam berdua
sambil menikmati keindahan alam dan keindahan rasa hati karena saling
berdekatan.
Dua hari setelah menikah (sehari dalam perjalanan dan sehari di rumah orang
tua masing-masing), saya harus langsung berpisah dengan PERMAISURI KECILKU.
Waktu akan berpisah saya berfikir perpisahan itu adalah hal yang sangat
mudah saja untuk dihadapi, toh selama inipun saya tak pernah bersamanya dan
tak ada masalah yang timbul. Semua berjalan normal-normal saja.
Namun, begitu perpisahan terjadi... tiba-tiba ada rasa rindu yang teramat
sangat (begitu juga sebaliknya) yang membuat kami rela menukarkan uang kami
yang tak seberapa banyak dengan pulsa-pulsa telepon DEMI MENDENGARKAN SEBUAH
SUARA, DEMI MEMUASKAN RASA RINDU, SUBHANALLAH. Hari-hari selanjutnya
dipenuhi dengan rasa ingin bertemu dan aplikasinya berupa
pertemuan-pertemuan yang sebelumnya tak pernah terfikirkan. Terlintas dalam
benakku pertanyaan yang sangat bodoh : Apa Ini?! Kebingungan terus melanda
diriku sampai saya memutuskan sebuah jawaban yang singkat : INI CINTA!.
Pertanyaan yang selanjutnya muncul dalam benakku : DARI MANA DATANGNYA CINTA
INI ?
Lama saya tak berani memberi sebuah jawabanpun atas pertanyaan terakhir.
Sampai akhirnya saya berani berkata : DARI ALLAH!
Ya, bagi saya CINTA INI DATANGNYA DARI ALLAH KARENA SEBELUMNYA RASA INI
MASIH HAMPA. Sebelumnya, SAYA MENIKAH KARENA SAYA MENCINTAI ALLAH SAJA. SAYA
HANYA MENGERJAKAN APA YANG ALLAH PERINTAHKAN BUAT SAYA. SAYA KERJAKAN
SEBAGAI BUKTI CINTA PADA ALLAH.
Tetapi ternyata ALLAH MENGARUNIAI CINTA LAINNYA. Ia tumbuhkan dengan sangat
cepat (semoga selamanya) RASA CINTA DIANTARA KAMI BERDUA, SUBHANALLAH!.
Menjelang pernikahan, jika calon PERMAISURI KECILKU waktu itu bertanya:
"CINTAKAH KAU PADAKU?" maka saya tak pernah berani menjawab dengan
pasti,
saya hanya berani berkata : "AKU AKAN BERUSAHA MENCINTAIMU, BANTU
AKU!".Kemudian saya menanamkan dalam hati saya sebuah tekad bahwa SAYA
HARUS
MENCINTAI PERMAISURI KECILKU KARENA SEKARANG SAYA TELAH MENIKAH DENGANNYA.
Lalu SAYA BERDO'A AGAR ALLAH MENGARUNIAKAN CINTA DIANTARA KAMI.
Permintaan ditumbuhkan rasa cinta itu juga merupakan salah satu do'a yang
saya panjatkan ketika akad nikah baru saja dilangsungkan dan kami berdua
sedang dalam kamar untuk menunaikan shalat sunah dua rakaat serta berdo'a di
atas keningnya. Selain do'a untuk mendapatkan ridha-Nya tentu saja.
Peristiwa ini menjelaskan tentang KUASA ALLAH ATAS HATI MANUSIA. Sekaligus
menjelaskan MENGAPA ORANG-ORANG TUA JAMAN DAHULU TETAP MAMPU SALING
MENCINTAI DAN MEMBANGUN RUMAH TANGGA MEREKA MESKIPUN UMUMNYA MEREKA MENIKAH
KARENA `TERPAKSA` SEBAGAI AKIBAT PERJODOHAN YANG DILAKUKAN OLEH ORANG TUA
MEREKA. Saya hanya bisa berkata, mungkin, CINTA BISA DICIPTAKAN ASALKAN
TERPENUHI TIGA SYARAT : NIAT/TEKAD, USAHA DAN DO'A/KEHENDAK TUHAN.
Saya menulis ini sebagai upaya untuk mengingat kembali peristiwa selama
sekitar tiga bulan setelah saya menikah. Upaya untuk menuliskan rasa yang
mungkin selama ini belum sempat tersampaikan. Upaya untuk berbagi
kebahagiaan cinta melalui ceritera.
Melalui tulisan ini saya hanya ingin berkata pada PERMAISURI KECILKU : I
LOVE YOU, INSYA' ALLAH. Melalui tulisan ini saya ingin meminta maaf kepada
semua pihak yang merasa saya sepelekan karena tak ada pemberitahuan
sebelumnya dan sekaligus mengumumkan bahwa saya telah menikah. Melalui
tulisan ini saya ingin MENCERITERAKAN KEINDAHAN PERNIKAHAN, AGAR BERKURANG
KERAGUAN DARI HATI ANDA UNTUK SEGERA MENIKAH DAN MENAMBAH KEYAKINAN ANDA
AKAN KUASA ALLAH ATAS HATI MANUSIA. Terakhir, saya hanya ingin berkata: MAHA
SUCI ALLAH, SEGALA PUJI HANYA UNTUKNYA!
Sumber : http://www.dudung.net/artikel-islami/pengalaman-cinta.html
0 komentar:
Post a Comment