1. Pengertian Sejarah-Perjuangan-HMI
a. Sejarah
“
...Pelajaran dan pengetahuan tentang perjalanan masa lampau umat
manusia mengenai apa yang dikerjakan, dikatakan, dipikirkan oleh manusia
masa lampau untuk menjadi cerminan dan pedoman berupa pelajaran,
peringatan, kebenaran, bagi masa kini dan mendatang untuk mengukuhkan
hati manusia...” (Prof. Dr. H. Agussalim Sitompul)
“Pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau” (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
b. Perjuangan
Perjuangan
adalah suatu kesungguhan yang disertai usaha yang teratur, tertib, dan
berencana untuk mengubah suatu kondisi yang buruk menuju kondisi yang
baik sebagaimana kita kehendaki menuju keridlaan Allah SWT.
c. HMI
Sebuah organisasi yang diprakarsai berdirinya oleh Lafran Pane yang didirikan di Yogyakarta tanggal 5 februari 1947.
2. Latar belakang munculnya pemikiran dan berdirinya HMI
2.1. Situasi Dunia Internasional
Islam merupakan agama yang sangat berpengaruh. Kekuatan yang dimilikinya bahkan hampir menaklukan seluruh dunia. Namun, sejak Rennaisance
Islam mengalami kemunduran. Salah satu penyebab kemunduran ini adalah
karena umat Islam terlena dengan keadaan yang menaungi mereka. Keadaan,
yang dapat dibilang klimaks, ini menyebabkan umat Islam malas berpikir.
Di sinilah awal kemunduran tersebut.
Dampak
dari kemunduran tersebut terasa diseluruh dunia. Pertama-tama adalah
berkurangnya wilayah yang dikuasai oleh kerajaan Islam. Seperti sebagian
besar wilayah Eropa. Kedua adalah kebudayaan Islam yang mulai
kehilangan pengaruhnya. Akibatnya adalah sirnanya pernak-pernik
kebudayaan Islam di dalam kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Dan,
makin kuatnya perngaruh kebudayaan barat. Yang ketiga adalah
tertinggalnya pemikiran Islam. Akibatnya umat Islam sering dicap sebagai
umat yang bodoh. Padahal pada awalnya Islamlah yang sangat maju
pengetahuannya. Karena malas berpikir, akhirnya malah terpuruk.
Kemunduran
tersebut berlangsung hingga saat ini. Meskipun jika menilik kondisi
sekarang ini Islam mulai kembali menggeliat. Tetapi, memang belum
maksimal. Belum mencapai puncak kejayaannya kembali.
2.2. Situasi Dalam Negri (NKRI)
a. Penjajahan Belanda atas Indonesia dan tuntutan perang kemerdekaan.
Kedatangan Cornellis De Houtman (1596) ke bumi Nusantara membawa tiga
hal, yaitu penjajahan, misi (Zending), dan peradaban barat. Ketiga hal
tadi membawa banyak dampak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di
Nusantara.
- Aspek Politik
Penjajahan
membuat Indonesia terbelakang dalam hal politik. hal tersebut
disebabkan terisolasinya kerajaan-kerajaan di Nusantara dengan pihak
asing selain bangsa Belanda. Karena itu soal pemahaman politik
masyarakat Nusantara dapat dikatakan sangat kurang dan hanya bergantung
kepada Belanda. Kalaupun ada masyarakat asing yang berhubungan, itupun
hanya sebatas perdagangan. Dan mengenai kebebasan dalam melakukan kontak
pun sangat di atur dan di batasi sedemikian rupa.
- Aspek Pemerintahan
Untuk
lebih menanamkan cengkeraman Belanda di Asia dan di Nusantara pada
khususnya, diciptakanlah Jabatan Gubernur Jenderal. Ini berarti bahwa
Nusantrara secara langsung berada di bawah kekuasaan kerajaan Belanda.
Kemudian, dibangun pula pusat-pusat militer dan administrasi. Inilah
yang menjadi dasar terbangunnya Kerajaan Belanda di Indonesia.
- Aspek Hukum
Sebagai
pihak yang terjajah, mau tidak mau, hukum yang di pakai di Nusantara
pun harus mengikuti kehendak si penjajah. Sekalipun, peraturan yang
digunakan tidak sesuai dengan kondisi sosiologis masyarakatnya.
Orang-orang Islam diperlakukan secara diskriminatif. Tetapi, berbeda
halnya dengan penganut Kristen yang kebanyakan merupakam bangsa Belanda
atau Barat.
- Aspek Pendidikan
Belanda
mengimplementasikan gaya pendidikan Barat di Nusantara. Meskipun,
kembali, gaya pendidikan seperti ini kurang sesuai dengan gaya
Nusantara. Terdapat ketidakadilan dalam berjalannya proses pendidikan
ini. yang diutamakan mendapat pendidikan adalah mereka yang memihak
Belanda. Artinya hanya orang-orang tertentu saja yang boleh menikmati
pendidikan. Karena itu, masyarakat Nusantara semakin terbelakang dalam
kebodohan.
- Aspek Ekonomi
Pembentukan
VOC mengakibatkan perkenomian Nusantara dikuasai oleh Belanda. Ini
merupakan kerugian yang amat sangat. Karena, kekayaan yang dimiliki
Nusantara di ambil untungnya oleh penjajah. Akibatnya kaum Pribumi yang
seharusnya menikmati kekayaan yang ada malah berkutat di kesengsaraan.
- Aspek Kebudayaan
Ada
empat pengaruh besar yang mengakibatkan culture shock di masyarakat
Nusantara, yaitu (1) Masuknya kebudayaan barat yang sangat bertolak
belakang dengan kebudayaan Nusantara. (2) Masuknya paham Socialisme dan
Komunisme. (3) Masuknya agama Kristen protestan dan Katholik. (4)
Munculnya aliran Kebudayaan yang cenderung berhaluan sosialisme dan
diwarnai aliran kebatinan kesusilaan (Hindia-Jawa).
- Aspek Keagamaan
Yang
paling utama adalah masuknya agama Kristen yang mau tidak mau
menimbulkan pertentangan. Seperti kita tahu, mayoritas masyarakat
Nusantara adalah beragama Islam.
b. Kesenjangan dan kejumudan umat islam dalam pengetahuan, pemahamn, dan penghayatan serta pengamalan ajaran gama Islam
Masyarakat
Indonesia telah mengalami kejemuan dalam beragama. Hal ini tercermin
dari alasan utama masyarakat memiliki agama. Agama hanya sebatas ritual.
Mereka tidak mengerti apa makna sebenarnya dibalik bermacam-macam ritus
keagamaan.
Kemudian, pendidikan mulai terbengkalai. Mengapa? Belanda kuat. Sangat
kuat, bahkan. Selain itu usaha yang dilakukan oleh masyarakat dalam
memajukan kondisinya tidak maksimal sehingga akhirnya hasilnya pun tidak
maksimal. Akibat penjajahan pula, masyarakat Indonesia menjadi
terbelakang. Salah satunya di dalam kualitas dan metode pemikiran.
Keterbelakangan dalam berpikiri ini menyebabkan keterpurukan dalam
kesadaran dan pemahaman terhadap agama. Lafran Pane menilik masalah ini
dan membagi umat Islam menjadi empat golongan. Yaitu Golongan Awam,
golongan Mistik, golongan Alim Ulama, dan golongan Terpelajar.
c. Meningkatnya kebutuhan terhadap pemahaman, penghayatan kegamaan
d. Munculnya polarisasi politik
pada akhir-akhir masa penjajahan Belanda. Ada dua pemikiran yang naik
daun dalam masyarakat Indonesia, yaitu sosialisme dan Islam. Sosialisme
diwakili oleh PKI dan Islam oleh Masyumi. Keduanya memiliki perbedaan
dalam bertindak. PKI lebih mengutamakan diplomasi dalam perjuangannya.
Sedangkan Masyumi cenderung menggunakan senjata.
e. Berkembangnya paham dan ajaran komunis
Awalnya komunisme berkembang di Indonesia dari Indische Social
Democratische Vereeniging (ISDV) atau perhimpunan sosial-demokrat Hindia
yang dibentuk oleh Sneevliet. Kemudian, pada tahun 1920 ISV berubah
nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Beberapa organisasi
turunannya adalah Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY), dan Serikat
Mahasiswa Indonesia (SMI).
f. Kedudukan perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis
Mahasiswa merupakan calon pemimpin masa depan. Karena itu kondisi suatu
bangsa di masa datang dapat dilihat dari kondisi pendidikan generasi
mudanya.
g. Kemajemukan Bangsa Indonesia
Tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan merupakan keindahan tersendiri.
Namun di sisi lain, perbedaan menimbulkan bentrokan. Dan itulah yang
dialami Indonesia. karena itu, menjadi tantangan tersendiri sebagai
negara yang kaya dan majemuk untuk terus bersaing dengan perubahan yang
terjadi.
h. Tuntutan modernisasi dan tantangan di masa depan
Perubahan adalah Keniscayaan. Jika tidak berubah, maka hanya ada dua
pilihannya, yaitu : tertinggal atau hancur. Mau tidak mau, kita harus
mampu memodernisir dan meningkatkan segala potensi yang dimiliki.
3. Berdirinya HMI
HMI berdiri secara resmi pada tanggal 13 rabiulawal 1366 H atau
bertepatan dengan tanggal 5 februari 1947. Pada mulanya HMI didirikan,
sekitar tigapuluh orang mahasiswa dari UGM dan STI, serta STT berkumpul
dan berdiskusi. Namun, seringkali diskusi ini berujung tanpa hasil.
Karena saat itu PMY menghalang-halangi. Kemudian, secara mendadak,
tanggal 5 februari, Lafran Pane mengumpulkan orang-orang yang sepaham
dengannya dan mendeklarasikan berdirinya HMI.
HMI pada mulanya memiliki tujuan dasar untuk mempertahankan negara R.I.
dan mempertinggi derajat rakyatnya serta menegakkan dan mengembangkan
ajaran agama Islam. Kedua tujuan awal ini kemudian terkristalisasi dalam
satu tujuan utama, yaitu “
terbinanya insan akademis pengabdi, pencipta yang bernafaskan Islam dan
bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi
oleh Allah SWT.”
HMI memiliki pemikiran untuk mengintegrasi pemikiran ke-Islaman an ke-Indonesiaan yang bersatu di Pancasila.
Kemudian, HMI memiliki karakteristik tertentu yang menonjol, yaitu
memiliki Islam sebagai Azas, berwawasan Ke-Indonesiaan dan kebangsaan,
dan bertujuan mencipatan lima kualitas insan cipta.
4. Faktor-faktor penghambat berdirinya HMI.
- Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta.
PMY
merupakan organisasi yang beraliran kiri. Tentu hal ini sangat
bertentangan dengan HMI yang memiliki Islam sebagai landasannya. Karena
itu, PMY sangat tak setuju terhadap keberadaan HMI. Mereka pun
mengkhawatirkan akan kehilangan kader dan pengaruh di dalam dunia
pergerakan mahasiswa kala itu.
- Gerakan Pemuda Islam Indonesia.
Meski sama-sama Islam, pada mulanya GPII tidak menyetujui adanya HMI. GPII yang merupakan underbow Masyumi menganggap tidak pentingnya kehadiran organisasi lain selain mereka.
- Pelajar Islam Indonesia.
PII
pula merupakan “saudara” GPII. Sependapat dan senada dengan GPII, PII
mempertanyakan kehadiran HMI. Namun, akhirnya GPII dan PII mau mengerti
“bagian” masing-masing. Mereka sepakat bahwa GPII memiliki bagian dalam
organisasi yang menyangkut pemuda Islam, sedangkan HMI di bagian
Mahasiswa Islam, dan PII berkutat di sekitar Pelajar.
5. Fase-fase perjuangan dan relevansinya dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia
- Fase Konsolidasi Spiritual dan Proses Berdirinya HMI (November 1946 – 5 Februari 1947)
- Fase berdiri dan pengokohan (5 Februari – 30 November 1947)
Fase
ini banyak diisi dengan dibukanya beberapa cabang baru serta
gencar-gencarnya merekrut anggota baru. Banyak cara dilakukan calam hal
ini, seperti mengadakan pentas kesenian, ceramah-ceramah ilmiah,
rekreasi, dan lain-lain.
- Fase perjuangan bersenjata dan perang kemerdekaan dan menghadapi PKI (1947-1949)
- Fase pembinaan dan pengembangan organisasi (1950-1963)
Setelah
sibuk dalam konfrontasi fisik, HMI menyadari bahwa mereka telah
melupakan pembinaan intelektual mereka. Karena itu, di fase ini HMI
mulai berbenah. Beberapa cara yang dilakukan antara dengan membuka lebih
banyak cabang di berbagai kota yang memiliki perguruan tinggi.
- Fase tantangan ronde I (1964 – 1965)
Berbagai
tantangan melanda pada waktu orde lama berkuasa. Umpamanya adalah
penguasa yang beraliran kiri. Ini menimbulkan masalah karena penguasa
didukung PKI yang memiliki tujuan khusus yang bertentangan dengan HMI.
Di fase ini pula HMI berhadapan dengan kekuatan yang ingin HMI ini
enyah.
- Fase kebangkitan (1966 – 1968)
- Fase partisipasi HMI dalam pembangunan (1969 – 1970)
HMI
sebagai organisasi yang lahir dan tumbuh di era penuh pergolakan telah
tiba di fase kejayaannya. HMI merupakan organisasi penyumbang
pejabat-pejabt pemerintahan.
- Fase pergolakan (1970 – 1994 )
Meski
HMI merupakan penyumbang tenaga dan pikiran paling besar dalam
perkembangan pemerintahan Indonesia, bukan berarti ia memiliki langkah
yang mudah. pada tahun 1986 HMI terpecah menjadi dua sebagai akibat
pemaksaan azas tunggal Pancasila bagi setiap organisasi yang ada di
Indonesia. ada pihak yang sepakat untuk ikut pemerintah dengan mengganti
azasnya menjadi Pancasila dan dikenal sebagai HMI DIPO. Namun, ada pula
yang tetap sepakat dengan azas Islam meski harus sembunyi-sembunyi
dalam pergerakannya, yang dikenal sebagai HMI MPO (Majelis Penyelamat
Organisasi). Namun, pada tahun 2000, beberapa tahun setelah pemerintah
mencabut peraturan azas tunggal pancasila, kedua aliran dalam HMI ini
kembali berkonsolidasi. Meskipun, tidak bersatu kembali. Tetapi keduanya
berusaha menjalin silaturahmi.
- Fase reformasi (1995 – 1999)
HMI
sangat kritis terhadap pemerintah orde baru. Sehingga, tak jarang
aktivis-aktivisnya ada yang menghilang entah kemana. HMI turut serta
dalam penurunan Soeharto. Bahkan, menjadi salah satu motor penggeraknya.
- Fase tantangan ronde II (2000 – sekarang )
- Tantangan Internal
1. HMI berjuang demi eksistensinya
2. Perumusan kembali pemikiran HMI
3. Merenungkan kembali peran HMI dalam pembangunan
4. Mengaudit efektifitas HMI
- Tantang Eksternal
1. Kondisi masyarakat yang telah jauh berbeda
2. Kondisi dunia yang menuntut modernisasi
Sumber : Sejarah Perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
0 komentar:
Post a Comment