Monday 16 February 2015

Selingkuh, Siapa Yang Salah?



            Dalam beberapa tahun terahir ini, sangat sering kita dengar berita tentang perceraian yang semakin hari semakin meningkat. Penyebabnyapun berfariasi. Namun, yang paling sering mereka jadikan alasan adalah ketidak cocokan dan kehadiran orang ketiga atau perselingkuhan. Sangat disayangkan jika rumah tangga yang telah susah payah dibangun dengan ikatan tali pernikahan itu harus runtuh gara- gara masalah tersebut.
            Pada pembahasan kali ini, saya akan mengajak pembaca untuk fokus pada salah satu penyebab saja. Yaitu  “perselingkuhan”. Perselingkuhan adalah hadirnya orang ketiga di tengah- tengah sebuah hubungan. Selingkuh adalah sebuah penghianatan terhadap pasangan karena tertarik pada WIL (wanita idaman lain) atau PIL (pria idaman lain). Kalau hubungan sudah dihadiri PIL/ WIL, bisa dipastikan bahwa hubungan tersebut dalam kondisi tidak sehat. Mengapa demikian? Ya iyalah demikian, mana mungkin salah satu pasangan akan melakoni perbuatan selingkuh jika dalam sebuah hubungan itu tidak ada penyakitnya. Ya entah itu penyakit ringan ataupun yang kronis. Yang pasti selingkuh itu sendiri juga sebuah penyakit yang akan menjadi bom waktu dan bisa menghancurkan hubungan sewaktu- waktu. Di bawah ini adalah bukti bahwa perselingkuhan adalah penyakit yang sering menjadi penyebab perceraian. Menurut data dari National Fatherhood, yang menyebabkan perceraian adahal hal- hal berikut: 
1.      Kurangnya komitmen
2.      Terlalu banyak pertengkaran
3.      Perselingkuhan
4.      Pernikahan dini
5.      Tidak seuai dengan harapan
Data tersebut menempatkan perselingkuhan pada peringkat ketiga. Itu berarti perselingkuhan memiliki akibat yang sangat tidak baik pada hubungan. Bahkan tanpa melihat data statistik yang resmi dan valid sekalipun, kita akan dapat menyimpulkan hal yang sama seperti yang tersebut di atas.
            Kita bisa manyaksikan perselingkuhan bukan hanya di televisi, surat kabar, atau media yang lain. Di sekeliling kitapun kini telah banyak kejadian semacam itu. Para pemerannya bisa jadi tetangga kita, Guru, bos, orang tua, saudara, teman, pasangan, dan bahkan kita sendiri. Perselingkuhan juga bukan menjadi monopoli pihak tertentu. Perselingkuhan tidak kenal status sosial, tingkat pendidikan, jabatan, propesi, bahkan gender. Perselingkuhan juga tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Kerena kecanggihan teknologi malah menjadi media yang asyik untuk mendukung perselingkuhan. Dengan alat bantu teknologi, selingkuh menjadi mudah, cepat, efektif dan efisien.
            Naaaah dari tadikan kita udah ngebahas yang namanya selingkuh tuh. Kini kita coba cari tau yuk, yang nyebabpin selingkuh itu sebenarnya apa sih? Kalau menurut agama, penyebabnya sudah sangat jelas. Yaitu lemahnya keimanan seseorang. Tapi, menurut pendapat orang- orang di sekeliling saya, penyebab terjadinya perselingkuhan adalah sebagai berikut:
1.      Adanya kesempatan
“ Kalau ada kesempatan untuk mendua, ngapain mesti setia?” Kata- kata itu seakan menjadi teka- teki rumit yang menyimpan jawaban atas pertanyaan saya tentang penyebab perselingkuhan. Setelah saya berdiskusi dengan yang membuat kata- kata tersebut, ahirnya saya temukan jawabannya. Ternyata, pasangan kita bisa nekat untuk melakukan hubungan  gelap dengan WIL/ PIL itu karena kita sendiri yang memberikan kesmpatan. Maksudnya, dengan atau tanpa kita sadari, kita sering mengabaikan pasangan kita. Entah kita sibuk sendiri dengan diri kita, atau kita sibuk dengan teman- teman kita, ataupun sibuk dengan pekerjaan. Kalau kita sudah sibuk sendiri,  perhatian kita terhadap pasangan menjadi berkurang dan komunikasi juga menjadi kurang baik. Sehingga pasangan kita merasa dicuekin, dianggurin, dan perasaan jenuh yang ahirnya menemaninya. Setelah itu apa yang terjadi? Pasangan kita akan lari untuk mencari orang yang bisa perhatiin dia dan yang bisa menggantikan posisi kita di samping dia. Kalau sudah hal itu yang terjadi siapa yang bersalah? Pikirkan!
2.      Kurang bersyukur terhadap apa yang telah dimiliki
Pasangan dengan type seperti ini biasanya akan selalu membandingan kita dengan orang lain. Syukur kalau kita lebih ok dibanding dengan orang yang saat itu sedang dibandingkan dengan kita. Lah kalau dia yang lebih ok bagaimana? Bisa- bisa langsung ditinggal terbang dah kita. Biasanya, pasangan dengan type ini sangat memperhatikan fisik sebagai orientasi memilih pasangan, atau utuk memilih selingkuhan. Hingga dia merasa lebih PD saat jalan- jalan keluar. Tapi ada juga lho yang memperhatikan sifat dan perasaan. Misalnya dia selingkuh dengan alasan selingkuhannya leih pengertian, lebih sabar, lembut, santun, and bla bla bla.... kalau kasusnya kayak gini yang salah siapa dong? Pikirkan!
3.      Bosan dengan pasangan
“ Aku udah nggak cinta sama kamu!” aw aw aw aw serasa disambar gledek ini hati jika pasangan ngomong kayak gitu. Rasa bosen itu memang kadang- kadang muncul pada usia pernikahan yang sudah lumayan tua. Namun, bukan berarti hal itu bisa dijadikan alasan untuk selingkuh. Dalam rumah tangga, cinta   itu ada beberapa fase pergantian sifat. Yang pertama adalah cinta yang bersifat fisik. Pada masa ini adalah masa- masa saat pasangan saling mengagumi fisik, dan pengungkapannya juga lewat fisik misalnya pegangan tangan, dst. Cinta yang bersifat fisik inilah yang mudah hilang, namun bukan berarti kita tidak mencintai pasangan kita lagi. Maka dari itu jangan terburu- buru selingkuh, karena cinta kita itu akan berubah sifatnya menjadi cinta yang bersifat mother and father (keibuan dan keayahan). Dalam fase ini kasih sayang yang akan lebih berperan, bukan lagi nafsu. Lha kalau cinta kita belum berubah sifat terus  tiba- tiba udah  ditinggal selingkuh, ya mana mungkin dia bisa berada dalam fase tersebut? Yang ada dia akan tetap berada dalam fase cinta bersifat fisik dengan pasangan barunya (selingkuhan). Kalau kasusnya seperti ini, yang salah siapa? Pikirkan!
4.      Sifat asli suka selingkuh
Play boy and play girl adalah julukan bagi orang- orang yang punya kebiasaan main- main di belakang pasangan. Bukan main petak umpet lho ya. Permainannya itu namanya selingkuh cin. Orang yang punya sifat kayak gituh, selalu bilang kalau selingkuh itu indah. Padahal nggak selamanya lho selingkuh itu indah. Mereka juga selalu berpikir hidup itu akan bahagia bila banyak cinta. Karena pemikirannya yang demikian, perselingkuhan mereka ini nggak berdasarkan alasan apapun. Bukan karena pasangan nggak perhatian, pasangannya jelek, atau alasan- alasan lain. Yang ada di otak mereka hanyalah kesenangan belaka. Kalau gitu siapa yang salah dalam kasus perselingkuhan ini? nggak usah dipikirin, orang sudah jelas kok.
5.      Balas dendam
Mempunyai pengalaman diselingkuhi kadang menjadikan orang menjadi sengat setia, kadang juga sebaliknya. Yang menjadi sangat setia biasanya dia tidak mau orang lain merasakan apa yang pernah ia rasakan. Sedangkan yang menjadi tukang selingkuh biasanya mereka malah ingin semua orang merasakan apa yang pernah ia rasakan. Waaaah regenerasi ini ceritanya. Terus siapa dong yang salah kalau kayak gini? Auk ah gelap. Hehe
6.      Tidak adanya kepercayaan dari pasangan
“ Setia dicurigain, selingkuh juga dicurigain. Ya mendingan selingkuh saja” itulah kata orang yang tidak pernah mendapat kepercayaan dari pasangannya. Ya memang tidak enak kalau setiap hari dituduh yang bukan- bukan padahal sudah setia. Iya kalau pasangan kita itu sabar dan tetep bisa bertahan dengan sifat kita yang curigaan. Lhah kalau tidak bagaimana? Ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Pertama, dia akan langsung ninggalin kita. Kedua, tetap bersama kita namun di luar dia menggandeng WIL/ PIL untuk merealisasikan tuduhan kita. Kalau sudah kayak gitu, siapa dong yang salah? Pikirkan!
7.      Tidak ada kecocokan dengan pasangan
“ Kebahagiaan dalam hubungan itu bukan mendapatkan pasangan sesuai dengan criteria. Tapi mendapat pasangan yang cocok dengan kita.” Itu Kata orang yang punya pengalaman dalam hal ini. kalau dipikir- pikir benar juga sih. Kalau pasangan nggak cocok itu biasanya berantem terus. Yang menjadi alasan pertengkaran itu banyak banget. Tapi, salah paham dan perbedaan pendapat itu yang sering menjadi penyebab. Memilih warna cat untuk kamar saja bisa jadi penyebab pertengkaran lho bagi pasangan yang tidak cocok. Apalagi memilih usaha untuk masa depan, wah pasti rame banget. Hingga ahirnya salah satu ada yang terpaksa mengalah dengan menyimpan rasa kesal segede batu di dalam dada. Meskipun sering bertengkar, tapi bukan berarti mereka tidak saling mencintai. Saat dalam kondisi tenang mereka pasti akan berpikir “ kenapa bisa demikian padahal kami saling mencintai?” Kondisi seperti itu akan membuat kita sangat tidak nyaman. Mau bubar sayang, mau bertahan menguras perasaan . Alhasil bagi yang tidak kuat pasti akan melambaikan tangan dan berkata “ nyerah.” Uji nyali kaleee. Tapi bagi yang setengah kuat setengah tidak, pasti akan cari pelarian untuk dijadikan teman curhat, teman untuk dimintai pendapat, atau bahkan dijadiin selingkuhan. Jadi keinget lagu dangdut koplo yang judulnya “suamiku nakal” deh. Yang penggalan liriknya kayank gini “Dengan alasan pertengkaran dia selingkuh lagi.” Asyek asyek, diselingkuhin kok malah asyek asyek sih? Nah, kalau kasusnya gara- gara pertengkaran gini yang salah siapa? Pikirin ya!
            Penyebab perselingkuhan itu sebenarnya banyak. Tapi, beberapa contoh di atas mudah- mudahan sudah cukup untuk mengetahui siapa yang salah dalam kasus perselingkuhan. Untuk mengetahui siapa yang salah dalam sebuah kasus perselingkuhan, kita harus berpikir jernih dan obyektif, serta professional dan bijak. Kalau dilihat dari beberapa sebab di atas, kita bisa tau siapa yang harus disalahkan dalam kasus perselingkuhan. Kadang yang diselingkuhi juga bisa disalahkan karena menjadi penyebab perselingkuhan. Tapi, dalam kondisi apapun yang namanya selingkuh itu harusnya tidak usah terjadi. Meskipun itu alasannya untuk menghukum pasangan, mencari pelampiasan, atau alasan apapun. Dan satu lagi pesan saya sebaigai penulis. Jagalah pasangan anda sebaik mungkin, jangan berikan kesempatan untuk selingkuh, namun tetap berikan kepercayaan bahwa dia mampu setia. Semoga bermanfaat.

Demikian yang dapat saya share pada kesempatan kali ini, tunggu update selanjutnya. Terima kasih dan Semoga bermanfaat..
By : Weni Al Ghibran

0 komentar:

Post a Comment