Dalam beberapa tahun terahir ini,
sangat sering kita dengar berita tentang perceraian yang semakin hari semakin
meningkat. Penyebabnyapun berfariasi. Namun, yang paling sering mereka jadikan
alasan adalah ketidak cocokan dan kehadiran orang ketiga atau perselingkuhan.
Sangat disayangkan jika rumah tangga yang telah susah payah dibangun dengan
ikatan tali pernikahan itu harus runtuh gara- gara masalah tersebut.
Pada pembahasan kali ini, saya akan
mengajak pembaca untuk fokus pada salah satu penyebab saja. Yaitu “perselingkuhan”. Perselingkuhan adalah
hadirnya orang ketiga di tengah- tengah sebuah hubungan. Selingkuh adalah
sebuah penghianatan terhadap pasangan karena tertarik pada WIL (wanita idaman
lain) atau PIL (pria idaman lain). Kalau hubungan sudah dihadiri PIL/ WIL, bisa
dipastikan bahwa hubungan tersebut dalam kondisi tidak sehat. Mengapa demikian?
Ya iyalah demikian, mana mungkin salah satu pasangan akan melakoni perbuatan selingkuh jika dalam sebuah hubungan itu tidak
ada penyakitnya. Ya entah itu penyakit ringan ataupun yang kronis. Yang pasti
selingkuh itu sendiri juga sebuah penyakit yang akan menjadi bom waktu dan bisa
menghancurkan hubungan sewaktu- waktu. Di bawah ini adalah bukti bahwa
perselingkuhan adalah penyakit yang sering menjadi penyebab perceraian. Menurut
data dari National Fatherhood, yang menyebabkan perceraian adahal hal- hal
berikut:
1. Kurangnya komitmen
2. Terlalu banyak pertengkaran
3. Perselingkuhan
4. Pernikahan dini
5. Tidak seuai dengan harapan
Data tersebut
menempatkan perselingkuhan pada peringkat ketiga. Itu berarti perselingkuhan
memiliki akibat yang sangat tidak baik pada hubungan. Bahkan tanpa melihat data
statistik yang resmi dan valid sekalipun, kita akan dapat menyimpulkan hal yang
sama seperti yang tersebut di atas.
Kita bisa manyaksikan perselingkuhan
bukan hanya di televisi, surat kabar, atau media yang lain. Di sekeliling kitapun
kini telah banyak kejadian semacam itu. Para pemerannya bisa jadi tetangga
kita, Guru, bos, orang tua, saudara, teman, pasangan, dan bahkan kita sendiri.
Perselingkuhan juga bukan menjadi monopoli pihak tertentu. Perselingkuhan tidak
kenal status sosial, tingkat pendidikan, jabatan, propesi, bahkan gender. Perselingkuhan
juga tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Kerena kecanggihan teknologi malah menjadi
media yang asyik untuk mendukung perselingkuhan. Dengan alat bantu teknologi,
selingkuh menjadi mudah, cepat, efektif dan efisien.
Naaaah dari tadikan kita udah
ngebahas yang namanya selingkuh tuh. Kini kita coba cari tau yuk, yang nyebabpin
selingkuh itu sebenarnya apa sih? Kalau menurut agama, penyebabnya sudah sangat
jelas. Yaitu lemahnya keimanan seseorang. Tapi, menurut pendapat orang- orang
di sekeliling saya, penyebab terjadinya perselingkuhan adalah sebagai berikut:
1. Adanya kesempatan
“ Kalau ada
kesempatan untuk mendua, ngapain mesti setia?” Kata- kata itu seakan menjadi
teka- teki rumit yang menyimpan jawaban atas pertanyaan saya tentang penyebab
perselingkuhan. Setelah saya berdiskusi dengan yang membuat kata- kata
tersebut, ahirnya saya temukan jawabannya. Ternyata, pasangan kita bisa nekat
untuk melakukan hubungan gelap dengan
WIL/ PIL itu karena kita sendiri yang memberikan kesmpatan. Maksudnya, dengan
atau tanpa kita sadari, kita sering mengabaikan pasangan kita. Entah kita sibuk
sendiri dengan diri kita, atau kita sibuk dengan teman- teman kita, ataupun
sibuk dengan pekerjaan. Kalau kita sudah sibuk sendiri, perhatian kita terhadap pasangan menjadi
berkurang dan komunikasi juga menjadi kurang baik. Sehingga pasangan kita
merasa dicuekin, dianggurin, dan perasaan jenuh yang ahirnya menemaninya.
Setelah itu apa yang terjadi? Pasangan kita akan lari untuk mencari orang yang
bisa perhatiin dia dan yang bisa menggantikan posisi kita di samping dia. Kalau
sudah hal itu yang terjadi siapa yang bersalah? Pikirkan!
2. Kurang bersyukur terhadap apa yang telah dimiliki
Pasangan dengan type
seperti ini biasanya akan selalu membandingan kita dengan orang lain. Syukur
kalau kita lebih ok dibanding dengan orang yang saat itu sedang dibandingkan
dengan kita. Lah kalau dia yang lebih ok bagaimana? Bisa- bisa langsung
ditinggal terbang dah kita. Biasanya, pasangan dengan type ini sangat
memperhatikan fisik sebagai orientasi memilih pasangan, atau utuk memilih
selingkuhan. Hingga dia merasa lebih PD saat jalan- jalan keluar. Tapi ada juga
lho yang memperhatikan sifat dan perasaan. Misalnya dia selingkuh dengan alasan
selingkuhannya leih pengertian, lebih sabar, lembut, santun, and bla bla
bla.... kalau kasusnya kayak gini yang salah siapa dong? Pikirkan!
3. Bosan dengan pasangan
“ Aku udah nggak
cinta sama kamu!” aw aw aw aw serasa disambar gledek ini hati jika pasangan
ngomong kayak gitu. Rasa bosen itu memang kadang- kadang muncul pada usia
pernikahan yang sudah lumayan tua. Namun, bukan berarti hal itu bisa dijadikan
alasan untuk selingkuh. Dalam rumah tangga, cinta itu ada beberapa fase pergantian sifat. Yang
pertama adalah cinta yang bersifat fisik. Pada masa ini adalah masa- masa saat
pasangan saling mengagumi fisik, dan pengungkapannya juga lewat fisik misalnya
pegangan tangan, dst. Cinta yang bersifat fisik inilah yang mudah hilang, namun
bukan berarti kita tidak mencintai pasangan kita lagi. Maka dari itu jangan
terburu- buru selingkuh, karena cinta kita itu akan berubah sifatnya menjadi
cinta yang bersifat mother and father (keibuan dan keayahan). Dalam fase ini
kasih sayang yang akan lebih berperan, bukan lagi nafsu. Lha kalau cinta kita
belum berubah sifat terus tiba- tiba
udah ditinggal selingkuh, ya mana
mungkin dia bisa berada dalam fase tersebut? Yang ada dia akan tetap berada
dalam fase cinta bersifat fisik dengan pasangan barunya (selingkuhan). Kalau
kasusnya seperti ini, yang salah siapa? Pikirkan!
4. Sifat asli suka selingkuh
Play boy and play
girl adalah julukan bagi orang- orang yang punya kebiasaan main- main di belakang
pasangan. Bukan main petak umpet lho ya. Permainannya itu namanya selingkuh
cin. Orang yang punya sifat kayak gituh, selalu bilang kalau selingkuh itu
indah. Padahal nggak selamanya lho selingkuh itu indah. Mereka juga selalu
berpikir hidup itu akan bahagia bila banyak cinta. Karena pemikirannya yang
demikian, perselingkuhan mereka ini nggak berdasarkan alasan apapun. Bukan
karena pasangan nggak perhatian, pasangannya jelek, atau alasan- alasan lain.
Yang ada di otak mereka hanyalah kesenangan belaka. Kalau gitu siapa yang salah
dalam kasus perselingkuhan ini? nggak usah dipikirin, orang sudah jelas kok.
5. Balas dendam
Mempunyai pengalaman
diselingkuhi kadang menjadikan orang menjadi sengat setia, kadang juga
sebaliknya. Yang menjadi sangat setia biasanya dia tidak mau orang lain
merasakan apa yang pernah ia rasakan. Sedangkan yang menjadi tukang selingkuh
biasanya mereka malah ingin semua orang merasakan apa yang pernah ia rasakan. Waaaah
regenerasi ini ceritanya. Terus siapa dong yang salah kalau kayak gini? Auk ah
gelap. Hehe
6. Tidak adanya kepercayaan dari pasangan
“ Setia dicurigain,
selingkuh juga dicurigain. Ya mendingan selingkuh saja” itulah kata orang yang
tidak pernah mendapat kepercayaan dari pasangannya. Ya memang tidak enak kalau
setiap hari dituduh yang bukan- bukan padahal sudah setia. Iya kalau pasangan
kita itu sabar dan tetep bisa bertahan dengan sifat kita yang curigaan. Lhah
kalau tidak bagaimana? Ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Pertama, dia akan
langsung ninggalin kita. Kedua, tetap bersama kita namun di luar dia
menggandeng WIL/ PIL untuk merealisasikan tuduhan kita. Kalau sudah kayak gitu,
siapa dong yang salah? Pikirkan!
7. Tidak ada kecocokan dengan pasangan
“ Kebahagiaan dalam
hubungan itu bukan mendapatkan pasangan sesuai dengan criteria. Tapi mendapat
pasangan yang cocok dengan kita.” Itu Kata orang yang punya pengalaman dalam
hal ini. kalau dipikir- pikir benar juga sih. Kalau pasangan nggak cocok itu
biasanya berantem terus. Yang menjadi alasan pertengkaran itu banyak banget.
Tapi, salah paham dan perbedaan pendapat itu yang sering menjadi penyebab.
Memilih warna cat untuk kamar saja bisa jadi penyebab pertengkaran lho bagi
pasangan yang tidak cocok. Apalagi memilih usaha untuk masa depan, wah pasti
rame banget. Hingga ahirnya salah satu ada yang terpaksa mengalah dengan
menyimpan rasa kesal segede batu di dalam dada. Meskipun sering bertengkar,
tapi bukan berarti mereka tidak saling mencintai. Saat dalam kondisi tenang
mereka pasti akan berpikir “ kenapa bisa demikian padahal kami saling
mencintai?” Kondisi seperti itu akan membuat kita sangat tidak nyaman. Mau
bubar sayang, mau bertahan menguras perasaan . Alhasil bagi yang tidak kuat
pasti akan melambaikan tangan dan berkata “ nyerah.” Uji nyali kaleee. Tapi
bagi yang setengah kuat setengah tidak, pasti akan cari pelarian untuk
dijadikan teman curhat, teman untuk dimintai pendapat, atau bahkan dijadiin
selingkuhan. Jadi keinget lagu dangdut koplo yang judulnya “suamiku nakal” deh.
Yang penggalan liriknya kayank gini “Dengan alasan pertengkaran dia selingkuh lagi.”
Asyek asyek, diselingkuhin kok malah asyek asyek sih? Nah, kalau kasusnya gara-
gara pertengkaran gini yang salah siapa? Pikirin ya!
Penyebab perselingkuhan itu
sebenarnya banyak. Tapi, beberapa contoh di atas mudah- mudahan sudah cukup
untuk mengetahui siapa yang salah dalam kasus perselingkuhan. Untuk mengetahui
siapa yang salah dalam sebuah kasus perselingkuhan, kita harus berpikir jernih
dan obyektif, serta professional dan bijak. Kalau dilihat dari beberapa sebab
di atas, kita bisa tau siapa yang harus disalahkan dalam kasus perselingkuhan.
Kadang yang diselingkuhi juga bisa disalahkan karena menjadi penyebab
perselingkuhan. Tapi, dalam kondisi apapun yang namanya selingkuh itu harusnya
tidak usah terjadi. Meskipun itu alasannya untuk menghukum pasangan, mencari
pelampiasan, atau alasan apapun. Dan satu lagi pesan saya sebaigai penulis.
Jagalah pasangan anda sebaik mungkin, jangan berikan kesempatan untuk
selingkuh, namun tetap berikan kepercayaan bahwa dia mampu setia. Semoga
bermanfaat.
Demikian yang dapat saya share pada kesempatan kali ini, tunggu update selanjutnya. Terima kasih dan Semoga bermanfaat..
By : Weni Al Ghibran
0 komentar:
Post a Comment