Jakarta, Hubungan antara berat badan dan fungsi otak
sudah lama menarik perhatian para ahli. Penelitian terbaru membuktikan
bahwa orang gemuk lebih rentan pikun, tapi sebaliknya orang pikun malah
cenderung semakin kurus karena sering lupa makan.
Fenomena yang saling berkebalikan ini disbeut dengan istilah "obesity paradox"
atau paradoks orang gemuk. Di satu sisi kegemukan menyebabkan pikun,
namun ketika sudah pikun risiko kegemukan justru berkurang dan berat
badan cenderung semakin berkurang.
Kesimpulan bahwa orang gemuk lebih rentan pikun dibuktikan oleh para ahli dari Kansas University dalam sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Neurology.
Dikatakan dalam penelitian itu, orang yang gemuk di usia paruh baya
cenderung akan terkena salah satu jenis penyakit pikun yakni Alzheimer.
Ketika
seseorang sudah terkena Alzheimer, susunan saraf pusatnya mengalami
perubahan sehingga fungsi otaknya juga terpengaruh. Gejala yang paling
khas seperti halnya kepikunan yang lain adalah sering lupa, termasuk di
antaranya adalah lupa makan.
"Sebenarnya belum jelas apakah
turunnya berat badan adalah bagian dari Alzheimer, atau hanya efek
samping dari penyakit tersebut. Namun ada hubungan antara keduanya,"
ungkap Dr Anne Corbett yang memimpin penelitian itu seperti dikutip dari
Telegraph, Rabu (23/11/2011).
Kemungkinan lainnya
menurut Dr Corbett adalah, Alzheimer atau pikun membuat orang menjadi
lebih banyak diam dan tidak beraktivitas. Sesuai sifat alamiahnya, otot
jika tidak banyak digunakan akan menyusut sehingga secara keseluruhan
akan mengurangi berat badan.
Apapun penyebab pastinya, Dr Corbett
menyarankan agar orang-orang yang mulai memasuki usia paruh baya untuk
menjaga berat badan. Meski terbukti pikun bisa mengurangi berat badan,
namun tentunya tidak ada yang ingin mengalami kerusakan sel-sel otak
dulu baru bisa kurus.
Sumber : http://health.detik.com/read/2011/11/23/070459/1773370/763/saking-pikunnya-orang-juga-bisa-lupa-makan?l771108bcj
Monday 3 September 2012
Saking Pikunnya Orang Juga Bisa Lupa Makan
19:03:00
No comments
0 komentar:
Post a Comment